Wednesday, August 1, 2012

Review: Twivortiare - Ika Natassa

Judul: Twivortiare
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 360 halaman
Tahun Terbit: 2012
Rating: 4/5
Paperback Synopsis:
“Commitment is a funny thing, you know? It’s almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you get one, it sticks to you hard and deep.”

Do busy bankers tweet? Yes, they do. Empat tahun setelah Divortiare, Alexandra membuka kembali hidupnya kepada publik melalui akun Twitter-nya @alexandrarheaw. Lembar demi lembar buku ini adalah hasil “mengintip” kehidupannya sehari-hari, pemikirannya yang witty dan sangat jujur, spontan, chaotic, dan terkadang menusuk, yang akhirnya akan bisa menjawab pertanyaan: “Dapatkah kita mencintai dan membenci seseorang sedemikian rupa pada saat bersamaan?”

Twivortiare adalah kisah klasik tentang cinta dan luka, terangkai dalam tweets, mentions, dan DM yang lahir lewat ujung-ujung jemari karakter-karakternya.

.....

Saya nulis review ini setelah membaca Twivortiare sebanyak dua kali; yang pertama baca edisi terbitan NulisBuku, yang kedua baca edisi terbitan GPU. Lho, edisi terbitan GPU kan baru dirilis tanggal 9 Agustus? Soalnya saya ikutan pre-order, biar bisa dapet TTD-nya Ika Natassa. I'm such an avid reader, I know. I don't care, though. :p

Buku ini berisi tentang kumpulan tweets milik Alexandra Rhea Wicaksono, seorang workaholic banker. Namun, di sisi lain ia juga dengan senang, ikhlas, dan sabar menjalani hari-harinya sebagai istri dari Beno Wicaksono, seorang dokter bedah jantung yang jadwalnya bisa ngalahin jadwal Presiden, saking sibuknya! Sounds familiar, huh? Setelah bertemu di Rumah Sakit pada malam lebaran dulu (Divortiare, 2008), Alex dan Beno akhirnya memutuskan untuk rujuk dan kembali menjadi sepasang suami-istri. Alex menuangkan cerita kehidupan sehari-harinya bersama sang dokter melalui akun Twitter-nya, @alexandrarheaw.

Belajar dari pengalaman pahit pada pernikahan pertama mereka yang diceritakan dalam Divortiare, kini Alex dan Beno berusaha mati-matian untuk memperbaiki segalanya di pernikahan kedua ini--saling menguatkan, lebih  pengertian, perhatian satu sama lain, dan yang paling penting, untuk tidak menyerah apabila salah satu mulai merasa lelah--despite all of their differences. Alex pun tiba pada suatu titik di mana ia mulai menyadari bahwa 'to love and hate someone at the same time' does exist. Bukankah orang yang paling kita cintai justru yang paling bisa memberikan rasa sakit begitu dalam?

Twivortiare benar-benar menyuguhkan pengalaman baru dalam membaca. Format tweets--dan itu bikin kecanduan! Once I opened the book, I just couldn't put it down. Tweets-nya Alex yang begitu blak-blakan, jujur, witty, kadang nyerempet bahasan untuk 18+ juga, bener-bener seru buat dilewatkan. Dan saya tau bahwa Alex dan Beno itu nggak nyata, hanya fictional characters aja, but the way Ika Natassa wrote those tweets make them seem sooo real! Bahkan, kalau lagi bengong, kadang-kadang saya kepikiran, "Alex-Beno lagi ngapain ya kira-kira jam segini?" LOL!

Selain mengungkap tentang kehidupan sehari-harinya, Alex juga cukup sering ngasih tips-tips tentang relationship dan dunia kerja, khususnya buat para perempuan. Kadang ada juga berbagai pandangan tentang hidup dari si Dokter Beno yang di-tweet oleh Alex. Tapi, yang sering membuat saya jejeritan sendiri adalah tweets tentang bagaimana hal-hal kecil yang dilakukan oleh Alex-Beno yang membuat pernikahan kedua ini lebih 'bernyawa', bagaimana Beno selalu mengejar Alex setiap istrinya itu memutuskan untuk pergi, bagaimana mereka berdua selalu meletakkan kepentingan satu sama lain di atas apa pun. Pokoknya saya suka deh sama berbagai usaha yang mereka berdua lakukan agar pernikahan kedua ini nggak berakhir seperti yang pertama.

Namun, ada juga yang cukup membuat saya sebal sepanjang membaca buku ini; Alex-Beno itu labil sekali, sih? Barusan aja baikan, eh lalu bertengkar lagi. Dan kebanyakan hal yang menyulut permasalahan di antara mereka itu sepele. Selain itu, di bagian akhir, entah kenapa saya merasa kalau ceritanya berlalu terlalu cepat, kayak mendadak ada yang mencet tombol flash-forward. Tapi, hal-hal tersebut nggak membuat saya kehilangan kesenangan dalam membaca buku ini, kok. Twivortiare benar-benar layak ditunggu buat semua pecinta Divortiare (khususnya groupies-nya Beno!).

Oh ya, sampai sekarang, si Alex masih terus nge-tweet, lho! Go follow her!

2 comments:

  1. Aku lebih suka Twivortiare dibanding Divortiare. x) Ngomong-ngomong, salam kenal ya! :D

    ReplyDelete
  2. Hai, Aulia! Akhirnya "kenalannya" malah di Twitter, ya. Hehehe.
    Aku juga lebih suka Twivortiare. Di Divortiare jarang nyeritain Beno, sih. :p

    ReplyDelete