Judul: Rumah Cokelat
Penulis: Sitta Karina
Penerbit: Buah Hati
Tebal: 226 halaman
Tahun terbit: 2011
Rating: 3,5/5
|
JADI IBU MUDA BEKERJA DI JAKARTA TIDAK MUDAH! Hannah Andhito adalah tipikal perempuan masa kini di kota besar; bekerja di perusahaan multinasional, mengikuti tren fashion dan gaya hidup terkini sambil berusaha menabung untuk keluarga kecilnya, sangat menyukai melukis dengan cat air (yang ternyata baru ia sadari ini adalah passion-nya!), memiliki suami yang tampan dan family-oriented, sahabat SMA yang masih in touch, serta si kecil Razsya yang usianya jalan 2 tahun.
Sempurna? Awalnya Hannah merasa begitu sampai Razsya bergumam bahwa ia menyayangi pengasuh yang sehari-hari selalu bersamanya. Perjalanan Hannah menemukan makna menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai sejak momen itu.
.....
Novel dengan genre MomLit ini bercerita tentang usaha Hannah Andhito dalam membuat kehidupan keluarga kecil dan karirnya seimbang. Ternyata hal tersebut tidak mudah karena dalam perjalannya, ia dihadapkan pada berbagai macam persoalan yang cukup bikin pusing. Dan salah satu yang cukup membuatnya kepikiran adalah si kecil Razsya yang bergumam dalam tidurnya bahwa ia menyayangi Mbak Upik, si pengasuh yang sehari-hari bersamanya. Sejak saat itu, Hannah mulai merasa bahwa perannya sebagai Ibu kurang maksimal.
Saya suka banget dengan keluarga kecil Andhito ini. Karakter Hannah yang emosinya suka meledak-ledak tapi selalu mementingkan keluarga, cocok dengan Wigra sang suami yang begituhumble, sabar, dan perhatian. Nggak ketinggalan si kecil Razsya yang sedang lincah-lincahnya dan doyan bertanya ini-itu. Maka, rasanya nggak berlebihan kalau saya bilang bahwa kisah 'Rumah Cokelat' ini begitu sweet, yang mana merupakan salah satu kelebihan Sitta Karina dalam membuat cerita. Hebatnya lagi, walau ber-genre MomLit, menurut saya novel ini cocok juga bagi pembaca yang belum menikah.
Sayangnya, ada beberapa konflik yang rasanya kurang dieksplor. Padahal, menurut saya konflik tersebut bisa jadi konflik utama yang seru dalam novel ini. Contohnya, tentang hubungan Wigra dengan Olivia Chow dan Ara yang hanya menjadi konflik selingan. Selain itu, karakter Banyu dan Smith juga sepertinya kurang digali lebih dalam, mengingat kedua tokoh tersebut cukup sering muncul dalam novel ini.
But, overall, seperti novel-novel Sitta Karina sebelumnya, 'Rumah Cokelat' ini mempunyai pesan-pesan inspiring tentang esensi keluarga, juga membuka pikiran kita bahwa sebenarnya menjadi Ibu Rumah Tangga itu nggak sesimpel kedengarannya. Gara-gara baca buku ini juga, bertambah deh fictional character ciptaan Sitta Karina yang jadi favorit saya. Selain Carlo Andara Hanafiah, Sigra Hening Hanafiah, dan Nikratama Zakrie, kini Wigraha Andhito pun masuk dalam daftar. Smooch, smooch!
No comments:
Post a Comment