Judul: The Not So Amazing Life of @aMrazing Penulis: Alexander Thian Penerbit: GagasMedia Tebal: 228 halaman Tahun Terbit: 2012 Rating: 4/5 |
Paperback Synopsis:
Bapak itu merogoh kantong celananya, lalu mengeluarkan bergepok-gepok uang.
"Nih! Sekian belas juta!"
Bahkan setelah menghitung sekian belas juta, sisa uang di tangan Bapak itu masih banyak. Fakta bahwa bajunya lusuh, serta handphone lamanya buluk segera terlupakan. Rupanya Bapak ini orang tajir yang tak tahu cara berdandan serta belum melek teknologi. Gue lagi-lagi salah menilai. Terkadang manusia memang hanya memandang penampilan luar. Menghakimi bahwa sebuah buku pasti jelek isinya hanya karena cover yang buruk.
Berlama-lama si Bapak mengagumi handphone terbarunya. Setelah puas, ia kembali bertanya hal yang paling penting.
"Dek, gimana cara main Fesbuk? Terus, internet itu apa, sih?"
.....
'The Not So Amazing Life of @aMrazing' (TNSALOA) merupakan buku solo perdana Alexander Thian, berisi tentang kumpulan kisahnya saat masih bekerja menjadi seorang penjaga konter handphone di sebuah mal di bilangan Jakarta Selatan. Lah, apa hubungannya @aMrazing sama Alexander Thian? Bagi yang doyan main Twitter, kemungkinan besar pasti tau, deh, kalau @aMrazing merupakan nama akun Twitter milik Alex. Saya sendiri udah follow Alex sejak kurang-lebih dua tahun lalu dan belum pernah sekali pun terbersit keinginan untuk pencet tombol unfollow. Saya bahkan sering scrolling timeline Twitter Alex sebelum tidur, saking seru dan banyak banget hal yang bisa saya temuin di sana. :p
Sebenarnya nama Alex sudah pernah muncul di buku The Journeys dan Cerita Sahabat sebagai salah satu penulisnya. Dan saya suka dengan gaya menulisnya yang ringan, ceplas-ceplos, dan begitu menyenangkan. Makanya, ketika suatu hari Alex nge-twit bahwa dia mau merilis buku perdananya, saya cukup excited. Dan kini, setelah saya selesai membaca TNSALOA, saya harus bilang bahwa judul yang dipilih kurang pas, karena menurut saya hidupnya Alex - dan buku ini - tuh amazing banget!
Gaya Alex bercerita tentang pengalaman-pengalamannya selama menjadi penjaga konter handphone bikin saya hanyut dalam kisahnya; dari mulai ikutan sebel, ketawa-ketawa, sampai ngerasa terharu. Tapi, yang paling saya suka adalah bagaimana kisah-kisah Alex bisa "menyentil" dan menyadarkan saya tentang hal-hal penting yang sering luput dari perhatian. Hebatnya, tulisan Alex lantas nggak terkesan menggurui. Selama membaca TNSALOA, saya malah ngerasa kayak lagi dengerin temen yang curhat. Salah satu kisah yang cukup membekas bagi saya adalah 'Don't Judge the Heart by the Look', bercerita tentang bagaimana salah satu pelanggan di konter handphone Alex membuatnya sadar bahwa ada mata lain yang harus dilibatkan dalam melihat segala hal, yakni mata hati.
Sayangnya, menurut saya halamannya kurang tebel, nih. Ceritanya kurang banyak, padahal Alex berhasil membuat buku yang ringan, menghibur, namun sarat makna. Good job, Alex! Saya nunggu buku-buku selanjutnya, ya! ;)
Sebenarnya nama Alex sudah pernah muncul di buku The Journeys dan Cerita Sahabat sebagai salah satu penulisnya. Dan saya suka dengan gaya menulisnya yang ringan, ceplas-ceplos, dan begitu menyenangkan. Makanya, ketika suatu hari Alex nge-twit bahwa dia mau merilis buku perdananya, saya cukup excited. Dan kini, setelah saya selesai membaca TNSALOA, saya harus bilang bahwa judul yang dipilih kurang pas, karena menurut saya hidupnya Alex - dan buku ini - tuh amazing banget!
Gaya Alex bercerita tentang pengalaman-pengalamannya selama menjadi penjaga konter handphone bikin saya hanyut dalam kisahnya; dari mulai ikutan sebel, ketawa-ketawa, sampai ngerasa terharu. Tapi, yang paling saya suka adalah bagaimana kisah-kisah Alex bisa "menyentil" dan menyadarkan saya tentang hal-hal penting yang sering luput dari perhatian. Hebatnya, tulisan Alex lantas nggak terkesan menggurui. Selama membaca TNSALOA, saya malah ngerasa kayak lagi dengerin temen yang curhat. Salah satu kisah yang cukup membekas bagi saya adalah 'Don't Judge the Heart by the Look', bercerita tentang bagaimana salah satu pelanggan di konter handphone Alex membuatnya sadar bahwa ada mata lain yang harus dilibatkan dalam melihat segala hal, yakni mata hati.
Sayangnya, menurut saya halamannya kurang tebel, nih. Ceritanya kurang banyak, padahal Alex berhasil membuat buku yang ringan, menghibur, namun sarat makna. Good job, Alex! Saya nunggu buku-buku selanjutnya, ya! ;)