Sunday, March 2, 2014

Review: Fangirl - Rainbow Rowell

Judul: Fangirl
Penulis: Rainbow Rowell
Penerbit: St. Martin's Griffin (E-book)
Tebal: 413 halaman
Rating: 3,5/5
Goodreads Synopsis:
Cath is a Simon Snow fan.

Okay, the whole world is a Simon Snow fan . . .

But for Cath, being a fan is her life — and she’s really good at it. She and her twin sister, Wren, ensconced themselves in the Simon Snow series when they were just kids; it’s what got them through their mother leaving.

Reading. Rereading. Hanging out in Simon Snow forums, writing Simon Snow fan fiction, dressing up like the characters for every movie premiere.

Cath’s sister has mostly grown away from fandom, but Cath can’t let go. She doesn’t want to.

Now that they’re going to college, Wren has told Cath she doesn’t want to be roommates. Cath is on her own, completely outside of her comfort zone. She’s got a surly roommate with a charming, always-around boyfriend, a fiction-writing professor who thinks fan fiction is the end of the civilized world, a handsome classmate who only wants to talk about words . . . And she can’t stop worrying about her dad, who’s loving and fragile and has never really been alone.

For Cath, the question is: Can she do this?

Can she make it without Wren holding her hand? Is she ready to start living her own life? Writing her own stories?

And does she even want to move on if it means leaving Simon Snow behind?

.....

Saya kenal dengan tulisan Rainbow Rowell lewat novel Eleanor & Park, dan langsung jatuh cinta begitu aja dengan gaya menulisnya. Saya lalu browsing tentang buku-buku yang sudah ia tulis, dan saya jadi tahu bahwa sebelum Eleanor & Park, Rowell telah menulis satu buku berjudul Attachments dan dalam jangka waktu cukup dekat akan merilis buku baru, Fangirl. Awalnya, begitu mengetahui bahwa Rowell telah menulis Attachments, saya sudah berencana untuk membeli dan membaca buku tersebut. Namun, begitu membaca sinopsis Fangirl (yang saat itu belum terbit), saya langsung kepincut dan memutuskan untuk menahan keinginan saya terhadap Attachments sekaligus menunggu Fangirl terbit. Masalahnya, belum apa-apa, saya udah ngerasa bahwa Fangirl mengerti diri saya banget!

Oke mungkin terdengar berlebihan.

Plotnya sederhana, sebenarnya, tentang seorang gadis bernama Cath yang merupakan penggemar berat serial fantasi Simon Snow. She's a very loyal, devoted fan. Tidak hanya membaca serial dan mengoleksi pernak-perniknya, Cath juga rajin menulis fan fiction tentang Simon Snow bersama Wren, saudara kembarnya. Sudah beberapa tahun lamanya mereka melakukan aktivitas tersebut. Tulisan fan fiction mereka bahkan memiliki banyak pembaca di internet. Namun, ketika memasuki kuliah, Wren mulai berubah. Ia seperti kehilangan rasa ketertarikan terhadap Simon Snow. Ia bahkan meminta Cath untuk tidak menjadi roommate-nya, membuat Cath harus berbagi kamar dengan seorang cewek jutek yang sering membawa teman dekat cowoknya masuk. Dengan Wren yang menjauh dan berbagai masalah yang perlahan muncul, Cath dipaksa untuk keluar dari comfort zone-nya, meskipun hal tersebut dapat mengancam kelangsungan penulisan fan fiction tentang Simon Snow yang rajin digarapnya.

Saya menantikan banget novel ini. Sejujurnya, saya memiliki ekspektasi yang cukup tinggi. Saya sudah menyiapkan perasaan saya apabila nanti ada "apa-apa". Saya yakin kalau saya bakal jatuh cinta banget sama buku ini. Pada beberapa chapter awal, ketika cerita masih berkutat pada masa adaptasi dengan masa kuliah, saya bahkan sempat terpaku karena merasa dipahami banget oleh Fangirl melalui tokoh Cath. She reminded me a lot of myself. Rasanya pengin meluk Cath dan bilang, "It's okay, Cath. I feel you." Pokoknya nggak kehitung deh berapa kali saya mendadak menutup buku terus mengangguk-angguk sendiri kayak orang hilang akal.

Sayangnya, as the story went on, saya lama-lama ngerasa bahwa konfliknya kok gitu-gitu aja. Kurang nendang dan bikin gregetan. Oke, saya memang penggemar cerita-cerita fiksi romantis dengan plot yang simpel nan sederhana, yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, tapi ketika membaca Fangirl.... nggak tau deh, kayak ada yang kurang. Selain karena tulisan Rowell yang ringan, hal lain yang membuat saya terus membalik dan membaca halaman demi halaman adalah karena saya penasaran dengan konflik macam apa yang akan dihadapi Cath. Ketika tidak menemukan apa yang saya cari sampai di halaman terakhir, well.... agak kecewa sih dengan kurang nendangnya konflik yang ada, tapi saya suka dengan ending-nya. Pas banget kalau menurut saya.

Hal lain yang menjadi daya tarik dari Fangirl adalah tokoh Levi, teman dekat cowok dari roommate Cath yang bernama Reagan. Bisa dibilang, Levi memiliki karakter yang cukup bertolak belakang dari Cath; free, cheerful, funny, smiley, and sweet. Sedangkan Cath merupakan orang yang cukup awakward, pendiam, dan suka menyendiri. Itulah mengapa tiap kehadiran Levi bisa bikin pembaca Fangirl jadi fresh. Hubungan antara Cath dan Wren juga terasa natural kok, walau sempat merasa sebal juga dengan Wren yang kayaknya nggak peduli terhadap Cath dan ayah mereka. Intinya, sih, jangan terlalu dini men-judge tokoh-tokoh dalam buku ini. Yang awalnya terkesan begini, eh ternyata begitu.

Satu lagi, saya juga suka dan setuju banget dengan yang dikatakan Cath tentang fiksi. Saat itu, Cath sedang menjalani kelas Fiction-Writing pertamanya. Profesor Piper, dosen pengajar yang juga merupakan seorang penulis buku, bertanya pada seisi kelas tentang alasan mengapa mereka menulis fiksi. Adegan tersebut merupakan salah satu adegan favorit saya karena paling membuat saya merasa memahami Cath. Seisi kelas, kecuali Cath, bersahut-sahutan menjawab pertanyaan Profesor Piper dengan berbagai macam jawaban. Tapi, Cath.... dia hanya diam sambil memperhatikan sekitar, sesekali menunduk menatap buku catatannya, lalu membuat jawaban sendiri di dalam hati.

So, what do we write (and read) fiction, Cath?

To be somewhere else.
To get free of ourselves.
To stop being anything or anywhere at all.

To disappear.

5 comments:

  1. Thank you for reviewing this book! I'll start search this book and definitely will read it soon! But perhaps can you tell me where to buy this kind of fresh book with hardcover online? There is so many online store that sell books but I didn't know which one is trusted :) Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hey, you're welcome! Try periplus.com or opentrolley.co.id. I've bought some books at periplus.com a couple of times and their service was pretty good, though it took quite a month until my order arrived at home. If you don't want to wait that long, try opentrolley. It only takes two weeks because they have the books in stock, but I heard that it's more pricey. Maybe you can visit their website first. Hope that helps. :)

      Delete
  2. Aku juga tadinya ngarep cukup tinggi sama Fangirl ini setelah baca E&P dan Attachments, tapi ternyata hasilnya nggak begitu suka, meskipun nggak bisa bilang 'nggak suka' juga.
    Baca Fangirl kayak berkaca ke diri aku di jaman dulu yg juga fangirl (sekarangpun masih sih...) tapi karena sekarang udah punya 'pelajaran pribadi' rasanya baca ttg Cath jadi gemes karena dia terlalu 'ngotot' dan nutup diri, maunya berkutat di dunia Simon Snow itu aja. :|
    Tapi overall bagus, sih. Tulisannya Rowell menyenangkan, bisa sekalian refleksi.
    Nice review, Kak Biru!

    Tirta @ I Prefer Reading

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, iyaaaa, aku juga sempet kesel sama Cath karena dia terlalu menutup diri, meskipun di sisi lain aku paham sama apa yang dirasain Cath.
      Jadi pengen baca yang Attachments, dan denger-denger Rowell mau ngeluarin buku baru kan ya akhir-akhir ini?
      Thank you, Tirta! :)

      Delete
  3. boleh minta ebook nya ngga kak? kirim ke mentari.2710@gmail.com makasih banyak kak~

    ReplyDelete