Monday, April 14, 2014

BBI Anniversary Guest Post 2014: Buku-Buku Biru's First Guest-Blogger, @putripwu!

Tanggal 13 April 2014 kemarin, Blogger Buku Indonesia (BBI) baru saja berulang tahun yang ketiga! YAIY! Nah, untuk merayakannya, BBI mengadakan dua events seru, salah satunya adalah "BBI Anniversary Guest Post 2014" yang saya ikuti. Di projek tersebut, saya berperan sebagai: guest blogger, yakni menyiapkan dan menulis postingan untuk di-post di blog milik blogger BBI lain; dan juga sebagai host blogger, yang mendapat posting tamu dari blogger BBI lain. 

Pada kesempatan kali ini, saya menjadi host blogger dari Mbak Putri, pemilik blog "Celoteh Putri" dan "Read. Review. Romance". Hah? Itu dua-duanya blog buku? Hahahah iya, keren banget, kan? Kini, Mbak Putri lagi istirahat pasca penempatan PTT di Kota Tidore Kepulauan disambi dengan bekerja. FYI, PTT itu semacam pegawai sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang ditempatkan di daerah terpencil dan sangat terpencil di seluruh Indonesia dengan kontrak kerja 1-2 tahun, mengingat bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang kekurangan tenaga kesehatan. Untuk menanggulangi hal tersebut, Kemenkes menawarkan para dokter di seluruh Indonesia untuk ditempatkan di berbagai daerah di Indonesia. Cool, right?

But, hey, tulisan Mbak Putri untuk BBI Anniversary Guest Post 2014 kali ini juga nggak kalah cool.  Ketika baca buku, tentu kita pernah kan yang namanya "naksir" dengan tokoh cowok di dalamnya? Sebut aja Augustus Waters, Tobias Eaton, atau si vampir Edward Cullen. Namun, apa bener kalau pembaca yang punya books boyfriends itu konyol atau memang cuma buat seneng-senengan aja? Nah, melalui postingan di bawah ini, Mbak Putri mencoba membahas tentang fenomena books boyfriends yang pasti pernah kita alami.
Books Boyfriends, Sekedar Iseng atau Impian Kosong?
Ada banyak elemen penting yang menyusun cerita dalam suatu buku. Tema utama, jalan cerita, lokasi cerita, alur, karakter/tokoh, dan ada banyak lainnya. Dari sekian banyak elemen penting tersebut, salah satu yang paling menarik perhatian pembaca adalah karakter atau tokoh yang terdapat dalam buku. Saking populernya para tokoh fiktif sebuah buku, di jejaring sosial pun muncul akun-akun yang mengatasnamakan para tokoh fiktif tersebut. Para tokoh itu biasanya sering “berinteraksi” dengan para penggemarnya dengan gaya khas mereka yang sesuai dengan karakter yang ada di buku. 
Beragamnya karakter para tokoh fiktif tersebut terkadang memunculkan banyak istilah di antara para pembaca khususnya pembaca perempuan. Ada yang mengkategorikan suatu tokoh sebagai “Tokoh Paling Menyebalkan”, “Tokoh Paling Bikin Kangen” dan yang paling populer adalah “Books Boyfriends.” 
Secara singkat, Books Boyfriends berarti “tokoh-tokoh yang paling pantas dijadikan cowok/pacar/suami idaman versi buku”. Beberapa orang blogger memposting daftar cowok idaman dari buku yang telah mereka baca selama setahun di akhir tahun berjalan. Beberapa lainnya memposting cowok idaman tersebut setiap minggunya dalam sebuah meme. 
Dari berbagai genre buku, romance punya paling banyak tokoh fiktif idaman. Umumnya para tokoh idaman tersebut digambarkan sebagai seorang cowok ganteng, punya body sixpack, kaya, punya pekerjaan mentereng, dan menjadi rebutan para tokoh-tokoh cewek di buku. Hal ini lah yang kemudian memunculkan pandangan sinis tentang Book Boyfriends.  
Mereka yang kontra, memandang pembaca dengan books boyfriends-nya sebagai sesuatu yang konyol, tidak realitis, dan sama sekali tidak bisa diterima akal sehat. Ada banyak cerita yang mendukung pendapat mereka. Kabarnya, ketika serial Twilight (baik buku ataupun film) sedang booming, ada banyak remaja cewek yang menuntut para cowok mereka untuk menjadi seperti Edward Cullen. 
Itu untuk kalangan remaja. Untuk mereka yang telah dewasa dan memasuki usia pernikahan, books boyfriends dituding sebagai penyebab para pembaca cewek masih betah melajang. Karena para pembaca tersebut biasanya mencari cowok yang sesuai dengan karakter favorit mereka untuk dijadikan suami. Karena para tokoh fiktif tersebut adalah contoh suami ideal. 
Mereka yang pro, menentang mati-matian anggapan tersebut. Bagi mereka, books boyfriends hanyalah sekedar kegiatan iseng. Hanya main-main. Atau sebagai referensi untuk mencari buku yang memiliki karakter tokoh yang mirip. Mereka berpendapat seberapa sempurnanya para tokoh tersebut, itu hanyalah fikitif belaka. Tak mungkin bisa ditemukan dan tak perlu dicari dalam kehidupan nyata. 
Seorang teman pernah berkata kepada saya, dia justru suka membaca daftar books boyfriends. Baginya, daftar tersebut menunjukkan karakter cowok seperti apa yang dicari seorang cewek. Ya, dia menekankan masalah karakter. Bukan tampilan dari pada tokoh fiktif yang nyaris mirip tersebut. 
Jadi gini, setiap cewek itu punya daftar books boyfriends yang kalau ditelusuri lebih lanjut masing-masing tokohnya punya kesamaan. Kesamaan tersebut yang secara tidak langsung menunjukkan karakter seperti apa yang dicari si cewek di kehidupan nyata. Gampangnya, cewek yang suka pada cowok yang jago masak, biasanya punya daftar books boyfriends yang punya kemampuan memasak. Cewek yang suka pada cowok yang sayang banget pada keluarganya, biasanya punya daftar books boyfriends yang family-oriented 

Books boyfriends sejatinya hanyalah sebuah kegiatan bersenang-senang. Ajang saling mengenal antara satu pembaca/blogger dengan pembaca/blogger lainnya. Jika ditanggapi secara serius baik oleh mereka yang pro maupun yang kontra tentu diperlukan kedewasaan bersikap. Sosok sempurna yang ditampilkan para tokoh fiktif tersebut tentu takkan pernah ada. Tak perlu bermimpi suatu hari nanti akan berjodoh dengan seorang pangeran layaknya yang sering diceritakan buku-buku roman. Toh, stok pangeran lajang di dunia ini memang hanya sedikit dan semakin menyusut jumlahnya sejak Pangeran William menikah. 
 
Tapi yang pasti saya sangat setuju dengan pendapat Jess dalam buku Almost karya Anne Eliot “Member BBB : Boys in Books are Betters.” Bagaimana dengan kamu?
.....

Nggak hanya mendapat kesempatan untuk mem-post tulisan Mbak Putri di Buku-Buku Biru, saya juga boleh tanya-tanya ke Mbak Putri sebagai guest-blogger di BBI Anniversary Guest Post 2014 ini. Nih, sekalian saya kasih bonus fotonya Mbak Putri. You're welcome! ;)

Mbak Putri yang di tengah, ya! *Ya iyalah* *Digetok Mbak Putri*
Boleh tolong diceritain sedikit tentang blog buku punya Mbak Putri? Kenapa memutuskan untuk membuat dua blog buku? Apa nggak kerepotan mengurusnya?
Uuumm… apa ya… Aku punya 2 blog buku. Yang pertama “Celoteh Putri” yang isinya untuk review buku non-romance dan segala jenis postingan yang berkaitan dengan buku seperti meme, cerita tentang buku, annual posting. Dan blog kedua “Read. Review. Romance.” Khusus untuk review buku romance tanpa ada postingan lain yang berkaitan dengan buku. Giveaway Ultah BBI kubuat diblog itu juga sekalian ajang promosi blog baruku. Hehehe…
Kenapa dua blog? Sebenarnya sih pengen satu blog buku aja. Aku ngebuat dua blog karena sempat diprotes sama seseorang deh pokoknya. Katanya “kamu ngeripiu buku anak-anak kayak Harry Potter trus tiba-tiba kamu ngeripiu buku yang cover-nya seksi-seksi. Kayaknya nggak etis deh, Put.” Nah… atas alasan itu aku ngebuat blog buku yang lain. Yah.. kalau dipikir-pikir kasian juga sih, mana tau ada anak-anak atau remaja kesasar baca blogku trus tiba-tiba review buku selanjutnya cover-nya gak sesuai dengan usia mereka.
Masalah repot enggaknya. Yah.. sampai sekarang sih masih bisa kuurus dengan baik. Makanya aku khusus ngebuat blog “Read. Review. Romance.” cuma buat review buku romance tujuannya agar aku nggak kerepotan mengurusnya. Singkatnya semua yang berhubungan dengan review romance di blog buku romance dan segala yang lainnya di blog yang satu lagi.  
Gimana cara Mbak Putri mereview buku? Apa ada langkah-langkah khusus? 
Aku nge-review nggak pake pedoman khusus ya. Kadang caraku nge-review tergantung mood-ku terhadap buku yang kubaca. Kalau aku suka ya biasanya agak panjang review-nya, kalau gak suka bukunya, review-nya singkat banget. Yang pasti sejak tahun lalu aku berusaha berkomitmen untuk me-review setiap buku yang kubaca. 
Aku juga berusaha setiap buku yang selesai kubaca langsung dibuat review-nya. Kuusahakan maksimal buku yang tertimbun untuk di-review itu maksimal 3 buku sebelum aku lanjut baca buku baru. Karena nge-review kalau ditunda-tunda ya ujung-ujungnya lupa buat di-review
Untuk memudahkan aku untuk langsung nge-review buku yang selesai kubaca, aku menulis semua review-ku di notes. Baru nanti waktu aku bisa online, semua review itu kupindahkan ke blog. Cuma masalahnya sih, kadang nulis review dengan tangan itu ngebosenin yak jadi aku nulisnya asal aja. Ujung-ujungnya aku kadang malah nggak bisa ngebaca tulisanku sendiri. Hahahaha… *malu* 
Apa saja faktor-faktor yang membuat Mbak Putri memutuskan untuk membeli suatu buku?
Yang paling pertama itu sinopsis buku. Makanya aku sebel kalau ada buku yang nggak punya sinopsis di sampul belakangnya atau yang sinopsisnya nggak nyambung dengan isi cerita. Terus aku juga berdasarkan seri yang sudah kuikuti sebelumnya. Jadi beberapa buku berseri itu jadi autobuy buatku khususnya buku karya J.D. Robb dan J.R. Ward. Kalau untuk cover buku dan nama besar penulis, aku nggak terlalu fanatik. Jadi nggak setiap penulis favoritku ngeluarin buku baru trus aku otomatis beli bukunya. Sampai sekarang sih aku belum punya tuh The Cuckoo’s Calling, padahal aku lumayan suka sama J.K. Rowling #iyainikode #biardibeliinsamaBiru #dikeplakBiru
Pernah, nggak, ketika baca buku, ada hal-hal yang bikin buku itu jadi nggak sesuai dengan harapan Mbak Putri? Terus, biasanya bakal berhenti dibaca atau tetep dilanjutkan? 
Pastinya pernah ya. Kalau dulu sih biasanya aku nggak ngelanjutin baca buku itu lagi. Tapi kalau sekarang karena aku sudah komitmen untuk membaca setiap buku yang ku-review jadi biasanya buku yang seperti itu kulanjutkan hingga selesai bacanya walaupun banyak di-skip halaman-halamannya.
Kalau disuruh milih 5 buku favorit sepanjang masa, apa saja pilihan Mbak Putri dan kenapa? 
Wah… pertanyaannya susah.. ._. Entar ya cari ilham dulu.. 
1.  Serial STOP (yang nulis nggak inget siapa) dan serial Malory Towers (Enid Blyton) >> karena dua serial ini yang pertama kali bikin aku betah nongkrong di perpustakaan SD. 
2.  Musim Cherry di Bullerbyn (Astrid Lingdern) >> aku selalu ingat pada judul buku ini sejak aku baca buku Astrid Lingdern yang lain (judulnya Ronya di Sarang Penyamun) waktu jaman SLTP. Sejak saat itu juga aku selalu berusaha nyari bukunya dan baru ketemu ketika waktu kuliah. Sayang bukunya hilang dibuat sepupu :’( jadi nyari lagi buku itu sekarang. 
3.  Layar Terkembang – Sutan Takdir Alisjahbana >> tua banget ya pilihan bukunya? Hehehe… kenapa suka buku ini? Sederhana aja. Ada kenangan spesial yang berkaitan dengan buku ini waktu jaman SLTP dulu. Dari segi cerita, aku memang suka sih. Malah aku masih ingat nama tokohnya. Yusuf, Maria, dan… lupa. Hehehe. 
4.  Breath Of Scandal (Sandra Brown) >> suka buku ini karena aku salut pada tokoh ceweknya. Tegar dan kuat banget. Meski sisi negatif buku ini juga ada. Dulu sempat punya buku ini, dan sekarang hilang dalam pengiriman ke teman yang pengen minjam buku ini. Gak bisa dilacak bukunya karena resi pengiriman nggak sengaja terbuang ke laut :’((((( 
5.  Naked In Death (J. D. Robb) >> ini buku pertama dari serial In Dath yang sekaligus ngebuat aku suka sama seri ini dan sama tokoh-tokoh di dalamnya. Kelebihan buku ini romance-nya dapat, suspense-nya juga kuat. Imbang lah pokoknya.
Gimana? Udah lebih kenal dengan Mbak Putri, belum? Kalau yang pengin kepoin Mbak Putri lebih lanjut, silakan dateng ke blog-nya di 'Celoteh Putri' dan 'Read. Review. Romance', atau scroll timeline Twiiter-nya di @putripwu. Sampai jumpa di event-event BBI selanjutnya, ya!

P.S. :  Terima kasih sudah mau direpotin dan digangguin lewat e-mail melulu ya, Mbak Putri! Thank you, thank you, thank you. :')

P.P.S. : Pendaftaran anggota baru BBI sudah dibuka kembali, lho! Bagi teman-teman yang hobi membaca buku dan setelahnya suka menulis review, bisa langsung mengirim e-mail alamat blog kalian ke membershipbbi@gmail.com. Untuk syarat dan ketentuan lainnya, bisa dilihat di sini. Yuk, bergabung!

11 comments:

  1. Aduh putri ternyata masih imut banget, langsung berasa tua :))

    ReplyDelete
  2. hihi bener juga ya put alesanmu bikin blog kedua. kebayang kalo anak2 nyasar ke postingan dewasa XD tapi jadi kepikiran juga buat blogku yg campur2 juga hehe...

    ReplyDelete
  3. Ah, aku juga punya books boyfriends walau cuma buat fun aja kok. Tahukah kamu kalau salah satu book boyfriend aku adalah Willy Wonka? xD
    *malah curhat di sini
    Aku juga postingan campur2, Kak Putri. Enggak sanggup deh ngurus dua blog buku. Blog personal aja udah penuh sarang laba-laba :P

    ReplyDelete
  4. Mba Put, aku baru tahu dirimu juga ngereview buku2 kipas =))
    Aku masih nggak ngeh kalau dirimu salah satu kontributor di cakrawala gelinjang omaigat =))

    Mba, emang bener ya, "ketika serial Twilight (baik buku ataupun film) sedang booming, ada banyak remaja cewek yang menuntut para cowok mereka untuk menjadi seperti Edward Cullen."

    Aduh aku jadi kasian. Nobody's perfect. Kalaupun benar2 faktanya kejadian banyak perempuan melajang karena punya standar boyfriend yg tinggi mungkin solusinya, para cowok diluar sana wajib baca novel2 romance juga biar mereka bisa mengidealisasikan diri masing2 menjadi karakter boyfriends yg terstandarisasi *ngomongapa*. Bayangkan, cowok2 berubah menjadi tampan, kekar, sixpack, dengan segudang keahlian (masak, macho, berkuda, dll) wuih.. maka kemudian dunia akan jadi lebih baik! *diselepet org banyak*

    Entah kenapa sampai sekarang aku masih blm tertarik untuk mendalami buku kipas lebih lanjut. Padahal bacaanku juga romance dan hisrom, tapi mungkin aku masih masuk kategori mild kali yaa =))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku nge-vote komen Oky soal 'mengidealisasikan diri' ini ah *ngakak*
      Tapi sebagai orang yg jarang baca romance, banyak kok BBF yg bisa jadi nyata :)

      Delete
  5. Suka semua dengan buku favorit mbak putri, kecuali Layar Terkembang yang belum pernah kubaca #duh. Antara Sandra Brown dan Nora Roberts, akhir-akhir ini lebih seru buku2 NR deh menurutku. Btw, ini si empunya blog nama asli memang Biru ?

    ReplyDelete
  6. Masak iya ada yang ampe segitunya ama book boyfriends (menuntut cowoknya jd seperti BBF atau jd gemar melajang karena terlalu pemilih)? ._.
    Kalau sampai kayak gitu mungkin dia harus berhenti sejenak dr kegemarannya akan buku fiksi dan lebih aktif di dunia nyata

    ReplyDelete
  7. Menurutku emang book boyfriends itu too good to be true, hanya bisa dijadikan bahan fantasi. Tapi kalau dijadikan panutan, rasanya nunggu tua deh baru ketemu sama BB ideal X)
    Salam kenal ya Mbak Put, hehe. Aku juga bahas BB, tapi lebih ke BB favoritku aja

    ReplyDelete
  8. Hah, ini ternyata wajahnya mbak Uthie :D

    Hallo, mbak. Akhirnya,, aku tau samean :D
    Btw mbak, aku juga falling in love sama Roarke loh mbak. Itu pun aku belum baca, hanya dengar cerita dari si Nina doang :D ...

    ReplyDelete
  9. Hai semuanya :)

    Sepertinya banyak yang gak yakin yah atas postinganku tentang Books Boyfriends ini. Sebenarnya postingan ini terinspirasi atas kejadian yang aku dan teman-temanku alami. Kita (yang smuanya masih lajang ini) dikatakan sama berbagai orang, betah melajang sampai saat ini karena kita menuntut calon suami yang sesuai dengan yang ada di buku-buku romance yang kita baca. Padahal kan ini cuma masalah jodoh. Jodoh kita aja yang belum datang >.< #malahjadicurhat

    Tentang remaja yang menuntut pacarnya menjadi seperti Edward Cullen itu aku baca dari majalah remaja beberapa tahun lalu sih. Ada banyak remaja yang curhat kalau pacar mereka tak seperti yang mereka harapkan yaitu seperti si Edward Cullen ._.


    @Sasti : hehhehehe.. akhirnya udah kenal wajahku yang mana kan? ;)

    ReplyDelete
  10. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete